Di tengah hamparan padang rumput dan kebun sawit yang seolah tak berujung, tiba-tiba bangkit struktur bata merah kuno dengan siluet stupa dan relung-relung arca. Itulah Situs Candi Bahal: kompleks percandian bergaya Buddha di Padang Lawas, Sumatera Utara, yang memadukan misteri sejarah, lanskap rural yang sunyi, dan jejak peradaban Asia Tenggara abad pertengahan. Sebagai travel vlogger Wonderful Indonesia, saya selalu merasa seperti menemukan “easter egg” setiap kali melangkah ke halamannya: sepi, fotogenik, dan kaya cerita.
Di Mana Candi Bahal dan Cara Mencapainya
Lokasi Administratif dan Lanskap Sekitar
Situs Candi Bahal berada di kawasan Padang Lawas dan Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Tersebar di beberapa titik, tiga yang paling populer untuk dikunjungi adalah Bahal I, Bahal II, dan Bahal III (sering juga disebut Biaro Bahal oleh warga setempat). Lanskapnya dataran rendah dengan padang ilalang, aliran sungai kecil, dan perkampungan tani.
Rute Umum dari Kota-Kota Besar
- Dari Medan: Jalur darat 10–12 jam tergantung kondisi. Opsi populer adalah menyewa mobil/driver menuju Gunung Tua atau Sibuhuan sebagai basis, lalu lanjut ke situs.
- Dari Padang Sidempuan: Sekitar 3–4 jam berkendara. Jalan kombinasi aspal mulus dan ruas desa.
- Dari Bandara Silangit (Tapanuli): 6–8 jam melalui Tarutung–Sipirok–Padang Sidempuan.
Akses Lapangan dan Perizinan
Sebagian besar area candi terbuka untuk umum. Di beberapa titik terdapat pos jaga/petugas situs. Biasanya pengunjung cukup lapor buku tamu dan membayar retribusi lokal yang terjangkau. Jika hendak melakukan pemotretan komersial atau pengambilan gambar intensif, mintalah informasi prosedur perizinan pada petugas Balai Pelestarian setempat.

Sejarah Singkat dan Latar Peradaban
Jejak Buddhisme Vajrayana di Sumatera Utara
Candi-candi Bahal diperkirakan berasal dari abad ke-11–13 M, masa kejayaan jaringan perdagangan dan agama di pesisir barat Sumatra. Gaya arsitektur bata merah dan ikonografi tertentu (stupa, relung arca penjaga) kerap dikaitkan dengan Buddhisme Vajrayana yang kala itu berkembang di kawasan Sumatra.
Jaringan Sungai dan Rute Niaga
Keberadaan candi di pedalaman bukan hal aneh untuk konteks Sumatra kuno. Sungai adalah jalan raya utama. Komoditas hutan, emas, damar, dan kapur barus bergerak melalui rute air menuju pantai, sementara pusat-pusat spiritual berdiri di titik strategis untuk menyokong komunitas religius, pendidikan, dan logistik.
Nama Lain: Biaro
Di Sumatera Utara, istilah biaro kerap digunakan untuk menyebut bangunan suci (vihara/candi) bergaya lama. Karena itu Bahal I–III juga kerap dipanggil Biaro Bahal oleh masyarakat sekitar.
Arsitektur dan Tata Ruang: Membaca Bata, Stupa, dan Relung
Material Bata Merah dan Teknik Susun
Candi-candi Bahal dibangun dominan dari bata merah. Teknik penyusunan dan proporsi bidang menghasilkan siluet tegas dengan dinding tebal, pundak bertingkat, serta atap stupa. Pada beberapa bagian masih tampak bekas perekat dan lubang-lubang tanggam yang mengunci struktur.
Komponen Utama Komplek Candi
- Halaman Berpagar: Banyak komplek memiliki pagar bata rendah yang menandai batas sakral.
- Candi Induk: Massa bangunan utama dengan tangga naik, relung arca, dan mahkota stupa.
- Bangunan Pendamping: Sisa pondasi bangunan kecil yang diduga fungsi biara/pendukung ritual.
- Relief dan Makara: Di beberapa sisi terlihat fragmen kepala kala/makara dan motif fauna–flora bergaya lokal.
Bahal I, II, III: Karakter Sekilas
- Bahal I: Area terluas dengan komposisi tata ruang rapi. Cocok untuk memahami skala asli kompleks.
- Bahal II: Lebih intim, ideal untuk fotografi detail bata dan relung.
- Bahal III: Lanskap sekitar lebih terbuka; saat sore, cahaya samping menonjolkan tekstur bata.
Pengalaman Berkunjung: Sunyi, Teduh, dan Sangat Fotogenik
Waktu Terbaik
- Pagi (06.30–09.00): Kabut tipis kadang turun, cahaya lembut, sepi pengunjung.
- Sore (15.30–17.30): Golden hour menonjolkan warna bata merah dan bayangan yang dramatis.
Tips Fotografi
- Lensa 24–70 mm untuk komposisi arsitektur dan portrait travelers.
- Lensa lebar 16–35 mm bila ingin menangkap candi dan langit sekaligus.
- Ambil sudut rendah agar stupa tampak menjulang; manfaatkan leading lines pagar bata.
Etika Wisata Heritage
- Jangan naik atau duduk di atas relief/mahkota candi.
- Hindari penggunaan drone tanpa koordinasi petugas.
- Bawa kembali semua sampah, termasuk botol minum sekali pakai.
Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan
Tur Mandiri Antarsitus
Rencanakan rute Bahal I → Bahal II → Bahal III. Setiap situs punya nuansa berbeda, jadi sediakan waktu minimal 2–3 jam agar tak terburu-buru.
Jejak Sungai dan Permukiman Tradisional
Mintalah pemandu lokal menunjukkan jejak alur sungai lama dan perkampungan tua. Cerita lisan warga memberi konteks humanis pada batu-batu bisu.
Birdwatching dan Bentang Rural
Sekitar situs adalah habitat burung sawah dan riparian. Bawa binokular kecil; siapa tahu kamu berjumpa raja-udang atau kuntul yang melintas di atas pagar candi.
Itinerary 2H1M dan 3H2M
2 Hari 1 Malam: Kilas Balik Singkat
- Hari 1: Tiba di Padang Sidempuan/Gunung Tua → check-in penginapan → sore ke Bahal II (pencahayaan bagus) → makan malam kuliner lokal.
- Hari 2: Pagi ke Bahal I (eksplor tata ruang) → lanjut Bahal III → makan siang dan kembali ke kota asal.
3 Hari 2 Malam: Menyelam Lebih Dalam
- Hari 1: Tiba → orientasi singkat sejarah Padang Lawas → sunset di Bahal III.
- Hari 2: Sunrise di Bahal I → sesi foto detail bata → kunjungi situs-situs kecil sekitar (tanya petugas) → sore diskusi dengan pengrajin lokal/komunitas sejarah.
- Hari 3: Pagi santai, belanja kerajinan bambu/tenun lokal → kembali.

Kuliner Khas Sekitar Padang Lawas
Menu Harian Bernuansa Batak–Mandailing
- Gulai ikan sungai dengan rempah andaliman yang segar menggigit.
- Daun ubi tumbuk: paduan daun singkong, bumbu kampung, dan santan.
- Ayam/gulai kampung: kuah kaya rempah, cocok disantap hangat selepas tur.
- Kopi Mandailing: body pekat, aroma rempah hutan.
- Kudapan pasar seperti lemang, kue lapet, dan ombus-ombus (cicipi sesuai ketersediaan musiman).
Catatan: Beberapa kuliner Batak tradisional berbahan non-halal. Di kawasan Padang Lawas yang mayoritas Muslim, opsi halal sangat mudah ditemukan. Tanyakan ke warung soal bahan masakan.
Rekomendasi Penginapan (Spektrum Budget)
Dekat Akses Situs (Kota Kecil/Basis Lokal)
- Penginapan keluarga/homestay di Gunung Tua atau Sibuhuan: kamar sederhana, kamar mandi dalam/luar, cocok untuk rombongan kecil.
Kota yang Lebih Lengkap Fasilitasnya
- Padang Sidempuan: pilihan hotel bisnis dan guesthouse yang lebih beragam, akses kuliner dan ATM lebih mudah.
Tips Memilih
- Prioritaskan penginapan dengan parkir aman dan air bersih.
- Jika membawa peralatan kamera, pilih kamar ber-AC untuk mengurangi kelembapan.
Estimasi Biaya Wisata Candi Bahal (3H2M, per Orang)
Komponen | Estimasi (IDR) |
---|---|
Sewa mobil + sopir (3 hari, dibagi 3 org) | 1.200.000 – 1.800.000 |
BBM & parkir | 250.000 – 400.000 |
Penginapan (2 malam) | 400.000 – 900.000 |
Makan minum | 300.000 – 600.000 |
Retribusi/tiket situs | 10.000 – 30.000 |
Guide lokal (opsional, per hari) | 150.000 – 300.000 |
Snack & air mineral | 80.000 – 150.000 |
Oleh-oleh/kerajinan | 100.000 – 250.000 |
Total estimasi: sekitar 2.490.000 – 4.430.000 rupiah per orang (akan lebih hemat jika berbagi kendaraan dan kamar).

Musim, Cuaca, dan Kenyamanan Kunjungan
Kapan Sebaiknya Datang
- Kemarau (Mei–September): Rumput menguning, langit biru, kontras foto maksimal.
- Hujan (Oktober–April): Rumput hijau segar, namun jalan tanah ke beberapa situs bisa licin. Bawa sandal/sepatu cadangan.
Perlengkapan Sederhana Tapi Penting
- Topi lebar dan tabir surya: area sekitar minim naungan.
- Payung/jas hujan lipat saat musim hujan.
- Sepatu tertutup agar aman melangkah di rumput tinggi/serangga kecil.
Do’s & Don’ts di Kawasan Cagar Budaya
Do’s
- Lapor petugas, isi buku tamu, dan ikuti alur kunjungan yang disarankan.
- Gunakan pemandu lokal bila ingin cerita lebih dalam tentang ikonografi.
- Dukung ekonomi setempat dengan belanja di warung/UMKM lokal.
Don’ts
- Jangan memanjat mahkota candi atau merusak bata dengan alas kaki tajam.
- Hindari coretan grafiti, menempel stiker, atau merokok di area struktur.
- Jangan membawa pulang fragmen bata sekecil apa pun.
Glosarium Mini untuk Kamu yang Penasaran
Biaro
Istilah lokal Sumatera Utara untuk menyebut bangunan suci/candi.
Relung
Celah/ceruk pada dinding candi tempat arca atau elemen dekoratif.
Kala–Makara
Motif penjaga gerbang bergaya monster/topeng (kala) dan makhluk air (makara) yang kerap menghiasi ambang.
Rute Mandiri: Peta Kasar Satu Hari Penuh
- Start dari penginapan di Gunung Tua (06.00) → sarapan di warung lokal.
- Bahal I (07.00–09.00) → eksplor tata ruang, foto wide.
- Bahal II (09.30–11.00) → detail bata dan relung, sesi vlog.
- Istirahat makan siang di desa terdekat.
- Bahal III (14.30–16.30) → tunggu golden hour, ambil B-roll cahaya miring.
- Kembali ke penginapan (17.30) → review footage, catat insight untuk narasi.
Cerita Lapangan: Mengobrol dengan Warga
Berbincang dengan penjaga situs atau warga sekitar membuka perspektif baru: dari kisah penemuan arca, ritus lokal, sampai kenangan masa kecil mereka bermain di padang ilalang. Jangan ragu menawarkan foto cetak di kunjungan berikutnya—gestur kecil yang berarti.
Keamanan & Kedaruratan
- Simpan kontak puskesmas terdekat dan polsek di ponsel.
- Jaga daya baterai kamera/HP; sinyal bisa fluktuatif. Bawa power bank.
- Hindari berjalan sendirian ke area semak saat sore/gelap.
Sunyi yang Mengajarkan Kita Mendengar
Candi Bahal bukan sekadar tumpukan bata merah. Ia adalah arsip terbuka tentang bagaimana komunitas di pedalaman Sumatra pernah memaknai dunia: membangun tempat suci, menata ruang, dan merayakan pengetahuan. Di sini, sunyi justru menjadi guru yang membuat kita lebih peka pada detail—tekstur bata, arah angin, dan kisah yang dititipkan waktu.
Jika kamu ingin perjalanan yang menyeimbangkan riset sejarah dan kecantikan visual, masukkan Situs Candi Bahal ke daftar rencana. Datanglah dengan rasa ingin tahu, pulanglah dengan rekaman dan catatan yang memperkaya.