Gonggong adalah salah satu makanan laut khas Kepulauan Riau yang berhasil memikat banyak wisatawan karena keunikannya. Hewan laut bercangkang ini memang sekilas mirip dengan siput atau keong laut pada umumnya, tetapi rasa dan teksturnya jauh lebih istimewa. Dengan cara pengolahan yang sederhana, gonggong bisa berubah menjadi hidangan berkelas yang menggugah selera. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang resep gonggong, sejarah kulinernya, hingga rahasia agar olahan gonggong terasa sempurna.
“Pertama kali saya mencoba gonggong di Tanjung Pinang, saya langsung terpikat. Dagingnya kenyal tapi lembut, rasanya gurih alami, dan sambal jeruk nipisnya benar-benar membuat ketagihan.”
Mengenal Gonggong: Si Keong Laut Khas Kepulauan Riau
Sebelum masuk ke tahap memasak, penting untuk mengenal terlebih dahulu apa itu gonggong dan mengapa bahan ini sangat spesial bagi masyarakat pesisir Riau.
Asal Usul dan Habitat Gonggong
Gonggong merupakan sejenis siput laut yang hidup di perairan dangkal Kepulauan Riau, terutama di sekitar Bintan, Batam, dan Tanjung Pinang. Hewan ini hidup di dasar laut berpasir dan biasanya ditangkap menggunakan tangan oleh nelayan setempat saat air surut. Di daerah asalnya, gonggong telah menjadi makanan sehari-hari sekaligus ikon kuliner yang wajib dicoba setiap wisatawan yang berkunjung.
Menurut masyarakat lokal, gonggong sudah dikonsumsi turun-temurun sejak masa nenek moyang. Mereka percaya bahwa makanan laut ini tidak hanya lezat tetapi juga memiliki nilai gizi tinggi, terutama kandungan proteinnya yang besar dan rendah lemak.
“Gonggong bukan sekadar makanan, tapi bagian dari identitas masyarakat pesisir. Dari laut mereka hidup, dan dari gonggong mereka belajar rasa syukur.”
Ciri-Ciri Gonggong Segar
Untuk mendapatkan hasil masakan yang maksimal, penting memilih gonggong yang masih segar. Berikut beberapa cirinya:
- Cangkang masih utuh dan licin.
- Tidak berbau busuk atau amis menyengat.
- Bila direndam dalam air, gonggong segar akan bergerak atau mengeluarkan sedikit busa.
- Tekstur daging saat matang terasa kenyal, tidak lembek.
Jika Anda membeli gonggong dalam kondisi beku, pastikan mencairkannya secara perlahan agar teksturnya tetap terjaga.

Nilai Gizi dan Manfaat Gonggong untuk Kesehatan
Selain lezat, gonggong juga dikenal memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Berdasarkan data dari berbagai sumber kuliner laut Indonesia, gonggong mengandung:
- Protein tinggi, sekitar 20–25 gram per 100 gram daging.
- Lemak rendah, cocok untuk diet sehat.
- Kaya mineral seperti zat besi, kalsium, dan fosfor.
- Mengandung omega-3, yang baik untuk fungsi otak dan jantung.
Manfaat dari mengonsumsi gonggong antara lain membantu memperbaiki jaringan tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, dan menjaga kesehatan tulang.
Persiapan Sebelum Memasak Gonggong
Sama seperti makanan laut lainnya, kunci utama memasak gonggong adalah kebersihan dan pengolahan yang tepat. Sebelum dimasak, gonggong perlu dibersihkan secara menyeluruh agar tidak meninggalkan rasa asin berlebihan atau aroma laut yang kuat.
Cara Membersihkan Gonggong
- Rendam gonggong dalam air garam selama 30 menit untuk mengeluarkan pasir.
- Sikat bagian luar cangkang dengan sikat lembut agar kotoran hilang.
- Bilas menggunakan air mengalir sampai benar-benar bersih.
- Jika ingin rasa lebih segar, tambahkan perasan jeruk nipis sebelum direbus.
Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Sebelum mulai memasak, pastikan Anda menyiapkan:
- Panci besar untuk merebus.
- Wajan untuk menumis jika ingin membuat variasi.
- Lidi atau tusuk gigi untuk mengambil daging dari cangkang.
- Bumbu-bumbu dasar seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan jeruk nipis.
“Membersihkan gonggong memang butuh kesabaran, tapi hasil akhirnya sepadan. Saat dagingnya keluar sempurna dari cangkang, rasanya seperti menang lotre kecil dari laut.”
Resep Gonggong Rebus Sambal Jeruk Nipis (Klasik dari Tanjung Pinang)
Jenis olahan paling populer dari gonggong adalah Gonggong Rebus Sambal Jeruk Nipis. Resep ini sederhana, namun bisa menonjolkan rasa asli laut dari gonggong tanpa terlalu banyak bumbu.
Bahan-Bahan
- 1 kg gonggong segar
- 2 batang serai, memarkan
- 3 lembar daun salam
- 1 ruas jahe, geprek
- Garam secukupnya
- Air untuk merebus
Untuk sambal jeruk:
- 5 cabai rawit merah
- 3 cabai merah besar
- 2 siung bawang putih
- ½ sdt gula pasir
- Garam secukupnya
- 2 buah jeruk nipis
Cara Memasak
- Rebus air dalam panci besar bersama serai, daun salam, jahe, dan sedikit garam.
- Masukkan gonggong ke dalam air mendidih dan rebus selama 20–25 menit hingga matang.
- Angkat dan tiriskan.
- Untuk sambal jeruk, haluskan cabai dan bawang putih, tambahkan garam serta gula, lalu beri perasan jeruk nipis.
- Sajikan gonggong rebus bersama sambal jeruk segar.
“Kunci kelezatan gonggong rebus ada pada tingkat kematangannya. Jangan terlalu lama merebus agar daging tidak keras, tapi pastikan matang sempurna agar mudah dikeluarkan dari cangkangnya.”

Variasi Olahan Gonggong yang Patut Dicoba
Meski versi rebus paling populer, sebenarnya ada banyak variasi olahan gonggong yang tak kalah menggugah selera. Berikut beberapa rekomendasi yang bisa Anda coba di rumah.
Gonggong Tumis Pedas Manis
Cocok bagi Anda yang menyukai rasa gurih dengan sedikit pedas.
Bahan tambahan:
- 1 sdm kecap manis
- 1 sdm saus tiram
- 1 batang serai, iris tipis
- 1 sdt gula merah
Cara memasak:
- Rebus gonggong hingga matang, tiriskan.
- Tumis bawang merah, bawang putih, dan cabai hingga harum.
- Masukkan saus tiram, kecap, dan gula merah.
- Tambahkan gonggong dan aduk hingga bumbu meresap.
Gonggong Saus Tiram
Olahan ini banyak dijumpai di restoran seafood modern di Batam dan Tanjung Pinang.
Bahan tambahan:
- 2 sdm saus tiram
- 1 sdm kecap asin
- 1 sdt minyak wijen
- Bawang bombai dan paprika untuk tambahan aroma.
Cara memasak:
- Tumis bawang putih dan bombai hingga harum.
- Tambahkan saus tiram, kecap, dan minyak wijen.
- Masukkan gonggong yang sudah direbus, aduk rata, masak sebentar hingga bumbu meresap.
“Saya suka versi saus tiram karena rasanya lebih kaya, tapi tetap mempertahankan cita rasa laut yang segar. Ini cocok untuk mereka yang baru pertama kali mencoba gonggong.”
Gonggong Goreng Tepung
Bagi yang suka makanan renyah, versi goreng tepung bisa menjadi pilihan. Setelah gonggong direbus dan dagingnya dikeluarkan, baluri dengan tepung bumbu, lalu goreng hingga keemasan. Sajikan dengan sambal kecap atau saus cabai sebagai cocolan.
Tips Agar Gonggong Tidak Amis dan Lebih Lezat
Beberapa orang ragu mencoba gonggong karena takut amis. Padahal, dengan langkah yang tepat, aroma amis bisa hilang total.
- Gunakan bahan aromatik seperti jahe, serai, dan daun salam saat merebus.
- Jangan lupa perasan jeruk nipis setelah matang.
- Hindari memasak terlalu lama agar tekstur daging tetap empuk.
- Jika disimpan di kulkas, gunakan wadah tertutup dan jangan lebih dari dua hari.
“Rahasia utama memasak makanan laut adalah kesegaran bahan dan waktu memasak yang pas. Tidak ada bumbu yang bisa menutupi bahan yang tidak segar.”

Filosofi Kuliner Gonggong di Masyarakat Riau
Bagi masyarakat Kepulauan Riau, gonggong bukan hanya sekadar makanan laut, melainkan simbol kebersamaan. Biasanya hidangan ini disajikan saat acara keluarga, pesta laut, atau perayaan adat.
Gonggong sering dianggap sebagai simbol hasil laut yang melimpah dan rasa syukur atas rezeki alam. Karena itu, banyak rumah makan di Batam dan Tanjung Pinang yang menjadikan gonggong sebagai menu wajib.
“Di setiap meja makan di Tanjung Pinang, gonggong selalu hadir bukan karena mewah, tapi karena mengingatkan kita pada laut yang memberi kehidupan.”
Cita Rasa Laut yang Tak Tergantikan
Dari pembahasan panjang ini, kita tahu bahwa resep gonggong tidak hanya berbicara tentang rasa, tetapi juga budaya dan sejarah panjang masyarakat pesisir Riau. Dengan cara pengolahan yang tepat, gonggong bisa menjadi hidangan istimewa yang memadukan kesegaran laut, keharuman rempah, dan kehangatan kebersamaan.
Jadi, jika Anda berkesempatan berkunjung ke Batam atau Tanjung Pinang, jangan lewatkan untuk mencicipi gonggong asli di sana — atau coba buat sendiri di rumah dengan resep di atas.
“Gonggong mengajarkan saya bahwa kelezatan sejati sering kali datang dari hal-hal sederhana, selama kita tahu cara menghargainya.”
