Pulau Kalama adalah salah satu pulau kecil di gugusan Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, yang rasanya seperti titik kecil di peta tetapi besar sekali di ingatan. Dari atas perahu, pulau ini tampak seperti hamparan hijau yang mengapung di laut biru, dikelilingi garis pasir putih yang tipis dan cantik. Tidak ada gedung tinggi, tidak ada keramaian kota, hanya suara ombak dan angin yang setia menemani.
Sebagai travel vlogger, aku selalu mencari tempat yang membuat kamera ingin terus menyala tanpa dipaksa. Di Pulau Kalama, aku merasakan hal itu sejak perahu mulai mendekati dermaga kayu kecilnya. Air lautnya begitu jernih sampai bayangan kapal seperti melayang di atas karang, dan anak anak kampung berteriak riang setiap kali ada tamu datang.
“Pulau Kalama mengingatkanku bahwa liburan terbaik bukan selalu tentang tempat paling terkenal, tapi tentang tempat yang membuatmu merasa pulang, meski ini pertama kali kamu datang.”
Lokasi Pulau Kalama di Ujung Utara Indonesia
Pulau Kalama berada di Kecamatan Tatoareng, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Secara sederhana, bayangkan kamu berjalan ke ujung atas peta Indonesia lalu menatap ke arah Filipina. Di antara laut biru itulah Sangihe berada, dan Kalama adalah salah satu pulau kecil yang mengisi mozaik tersebut.
Pulau ini tidak besar, namun cukup untuk menampung perkampungan kecil, area kebun, dan perbukitan hijau yang menjadi punggung pulau. Dari sisi pantai, kamu bisa melihat bukit bukit itu menjulang lembut di bagian tengah, memberi kesan pulau yang padat hijau dan hidup.
Karakter Alam dan Iklim
Iklim di Pulau Kalama tropis dengan pengaruh kuat angin laut. Musim hujan dan kemarau bergantian, tetapi suhu udara cenderung hangat sepanjang tahun. Pagi hari biasanya terasa sejuk, terutama ketika angin dari laut berembus pelan di sela pepohonan kelapa.
Laut di sekitar pulau cenderung tenang pada musim yang bersahabat. Gradasi warna air laut berubah dari biru tua di bagian luar menjadi hijau toska di dekat pantai. Di beberapa titik, kamu bisa langsung melihat hamparan terumbu karang dari permukaan tanpa harus menyelam terlalu dalam.

Cara Menuju Pulau Kalama
Perjalanan ke Pulau Kalama adalah bagian dari petualangan itu sendiri. Membutuhkan waktu dan kesabaran, tetapi setiap perpindahan moda transportasi menawarkan pemandangan yang sayang untuk dilewatkan.
Dari Manado ke Tahuna
Kebanyakan wisatawan memulai perjalanan dari Manado. Dari sini, kamu bisa terbang menuju bandara di Tahuna atau Naha yang menjadi pintu masuk utama ke Kepulauan Sangihe. Alternatif lain adalah naik kapal laut dari Pelabuhan Manado menuju Tahuna bagi yang ingin merasakan atmosfer laut lebih lama.
Setibanya di Tahuna, kamu akan merasakan suasana kota kecil yang bergerak lebih lambat. Di sini kamu bisa beristirahat sejenak, membeli kebutuhan logistik, atau sekadar menikmati makan siang sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalama.
Menyusuri Laut ke Kecamatan Tatoareng dan Kalama
Dari Tahuna, perjalanan berlanjut dengan kapal motor menuju Kecamatan Tatoareng. Kapal ini biasanya digunakan masyarakat setempat untuk mobilitas antar pulau. Waktu tempuh bisa berbeda tergantung cuaca, tetapi rata rata perjalanan memakan waktu beberapa jam.
Dari Tatoareng, kamu bisa menyewa perahu kecil atau mengikuti jadwal kapal lokal yang singgah di Kalama. Begitu perahu meninggalkan dermaga, panorama pulau pulau kecil berbaris di kanan kiri, lengkap dengan bukit hijau dan pantai pasir putih yang seolah memanggil untuk disinggahi.
“Bagian favoritku dari perjalanan ke Kalama adalah duduk di buritan perahu, membiarkan percikan air laut mengenai kaki sambil menonton garis pantai yang berganti ganti seperti cuplikan film alam.”
Kesan Pertama Menginjakkan Kaki di Pulau Kalama
Saat perahu merapat, yang pertama kali menyambut biasanya adalah warna air yang begitu bening dan suara tawa anak anak. Dermaga kayu sederhana menjadi gerbang kecil menuju kehidupan pulau yang tenang. Di balik deretan perahu nelayan, terlihat rumah rumah warga yang rapi, kebanyakan masih menggunakan material kayu dan berdiri tidak jauh dari pantai.
Pantai Berpasir Putih dan Air Jernih
Pantai di Pulau Kalama didominasi pasir putih yang halus. Di beberapa bagian terdapat batu karang yang terbawa waktu dan ombak, menambah karakter pada garis pantai. Air lautnya jernih, sehingga kamu bisa melihat ikan kecil berenang di sela sela karang meskipun hanya berdiri di tepi.
Berjalan menyusuri pantai di pagi atau sore hari menjadi aktivitas sederhana namun berkesan. Tidak ada hiruk pikuk pedagang, tidak ada musik keras, hanya suara alam yang mengisi ruang.
Suasana Kampung yang Hangat
Warga Pulau Kalama menyambut tamu dengan ramah. Sapaan dan senyum terasa tulus, seolah kedatanganmu adalah kabar baik yang mereka tunggu. Anak anak sering mengikuti dari belakang, penasaran dengan kamera dan perlengkapan yang kamu bawa.
Di sela rumah rumah, kamu bisa melihat jemuran jaring ikan, perahu yang sedang diperbaiki, dan kebun kecil dengan tanaman sayur atau buah. Semua hal itu membentuk gambar besar tentang kehidupan pulau yang sederhana namun cukup.
Spot Wisata Bahari di Sekitar Pulau Kalama
Pulau Kalama dikelilingi perairan yang cocok untuk berbagai aktivitas bahari. Mulai dari snorkeling santai hingga berenang di laguna alami, semua bisa dilakukan hanya dengan berjalan kaki sebentar dari kampung.
Snorkeling di Perairan Dangkal
Tidak jauh dari pantai, terdapat area perairan dangkal dengan terumbu karang yang masih sehat. Di sini, kamu bisa snorkeling dan menyaksikan langsung kehidupan bawah laut tanpa harus menyelam terlalu dalam.
Ikan kecil berwarna warni, teripang, dan karang keras menjadi pemandangan yang biasa. Tidak perlu berenang jauh, cukup beberapa meter dari garis pantai kamu sudah bisa menikmati pemandangan bawah laut yang hidup.
Berenang di Teluk Tenang
Di sisi lain pulau, terdapat teluk yang lebih tenang dengan ombak kecil. Tempat ini cocok untuk berenang santai atau sekadar berbaring di atas pelampung sambil menikmati langit. Airnya hangat dan angin laut berembus lembut, membuatmu betah berlama lama.
Memancing dari Perahu Nelayan
Bagi yang suka memancing, kamu bisa mengatur waktu dengan nelayan lokal untuk ikut melaut. Mereka biasanya berangkat pagi atau menjelang sore. Selain merasakan sensasi memancing di laut lepas, kamu juga bisa belajar cara mereka membaca arus, awan, dan bintang.
Menyusuri Perbukitan Kalama
Bagian tengah Pulau Kalama berupa perbukitan hijau yang menjadi punggung pulau. Dari kejauhan, bukit bukit ini terlihat seperti pelindung alami yang memeluk kampung dan pantai.
Jalur Trekking Menuju Puncak
Beberapa warga mengetahui jalur jalur kecil yang bisa digunakan untuk trekking. Jalurnya melewati kebun dan hutan kecil. Tanahnya agak menanjak, namun masih bisa dilalui bagi mereka yang memiliki kebugaran biasa.
Sepanjang perjalanan, kamu akan menjumpai pepohonan kelapa, pisang, dan tanaman lokal lainnya. Sesekali terdengar suara burung dan gemerisik dedaunan. Udara di sini terasa lebih sejuk dibandingkan di pantai.
Panorama dari Ketinggian
Setibanya di titik yang lebih tinggi, pemandangan yang tersaji adalah hamparan laut biru dengan pulau pulau kecil bertaburan di kejauhan. Kampung di pesisir terlihat mungil, sementara perahu perahu nelayan tampak seperti titik kecil yang bergerak perlahan di permukaan air.
“Melihat Pulau Kalama dari atas bukit membuatku sadar bahwa tempat kecil pun punya panggung besar. Panggungnya adalah cakrawala yang terbuka luas di depan mata.”

Wisata Budaya dan Kehidupan Sehari Hari
Selain keindahan alam, Pulau Kalama juga menawarkan pengalaman budaya yang hangat. Di pulau kecil seperti ini, batas antara tamu dan tuan rumah sering hilang ketika obrolan dimulai.
Cerita Nelayan dan Laut
Bercakap dengan nelayan lokal menjadi salah satu momen favoritku. Mereka bercerita tentang musim ikan, jenis jenis tangkapan, hingga kisah malam di tengah laut ketika bintang tampak begitu dekat.
Sering kali kamu akan disuguhi cerita sederhana tentang bagaimana mereka membaca perubahan cuaca atau bagaimana mereka mengajarkan anak anak berenang sejak kecil. Di sela cerita, kamu akan menemukan filosofi hidup yang lahir dari kedekatan dengan laut.
Kuliner Sederhana yang Mengenyangkan
Makanan di Pulau Kalama didominasi hasil laut segar. Ikan bakar, ikan kuah, dan olahan sederhana lain menjadi menu sehari hari. Cara memasaknya tidak rumit, namun rasa segarnya sulit dikalahkan.
Jika beruntung, kamu bisa mencicipi makan siang di rumah warga. Nasi hangat, ikan bakar, sambal sederhana, dan sayur tumis sudah cukup membuatmu merasa sangat dihargai sebagai tamu.
Itinerary 3 Hari 2 Malam di Pulau Kalama
Untuk membantu merencanakan perjalanan, berikut contoh itinerary santai selama tiga hari dua malam di Pulau Kalama.
Hari Pertama Tiba dan Menyapa Pulau
Tiba di Tahuna, lanjutkan perjalanan laut menuju Kalama. Setibanya di pulau, check in di penginapan sederhana atau rumah warga yang menyediakan kamar tamu. Sore hari, gunakan waktu untuk berjalan di sepanjang pantai, berkenalan dengan warga, dan menikmati sunset dari dermaga.
Malam hari, duduk di tepi pantai sambil mendengarkan suara ombak. Langit yang minim polusi cahaya memungkinkanmu melihat bintang dengan jelas.
Hari Kedua Snorkeling dan Trekking Bukit
Pagi hari, ajak pemandu lokal untuk snorkeling di spot yang paling mereka rekomendasikan. Habiskan beberapa jam menikmati keindahan bawah laut. Setelah makan siang, bersiaplah untuk trekking ringan menuju bukit di tengah pulau.
Sesampainya di atas, gunakan waktu untuk merekam video dan mengambil foto panorama. Turun menjelang sore dan akhiri hari dengan duduk di pantai sambil mencatat pengalaman di buku perjalanan.
Hari Ketiga Menikmati Pagi Terakhir
Bangun lebih awal untuk menikmati sunrise di pantai. Biarkan kaki menyentuh pasir yang masih dingin dan dengarkan suara pagi dari kampung. Setelah sarapan, berkemas dan berpamitan kepada warga.
Perjalanan kembali ke Tahuna dan Manado mungkin terasa panjang, tetapi ingatan tentang Kalama akan membuat hati tetap hangat sepanjang jalan.
Estimasi Biaya Sederhana ke Pulau Kalama
Biaya perjalanan ke Pulau Kalama bisa bervariasi tergantung titik awal, musim, dan pilihan akomodasi. Berikut gambaran kasar estimasi biaya bagi wisatawan yang berangkat dari Manado untuk perjalanan tiga hari dua malam.
| Kebutuhan | Estimasi Biaya (Rp) | Keterangan |
|---|---|---|
| Transport Manado ke Tahuna PP | 800.000 hingga 1.500.000 | Kapal atau pesawat, tergantung pilihan |
| Transport Tahuna ke Tatoareng dan Kalama PP | 300.000 hingga 600.000 | Kapal lokal dan perahu kecil |
| Akomodasi sederhana 2 malam | 300.000 hingga 600.000 | Menginap di rumah warga atau losmen kecil |
| Makan 3 hari | 300.000 hingga 500.000 | Mengandalkan masakan lokal dan warung |
| Sewa perahu untuk snorkeling | 200.000 hingga 400.000 | Bisa dibagi bersama rombongan |
| Pemandu lokal dan tips | 150.000 hingga 300.000 | Untuk trekking dan snorkeling |
| Lain lain dan cadangan | 200.000 hingga 400.000 | Untuk kebutuhan tak terduga |
| Total Estimasi | 2.250.000 hingga 4.300.000 | Per orang, 3H2M |
“Perjalanan ke pulau kecil seperti Kalama bukan tentang seberapa besar anggaranmu, tapi seberapa siap hatimu untuk menerima pengalaman baru yang mungkin tidak bisa dibeli di tempat lain.”

Tips Praktis untuk Wisatawan
Agar perjalanan ke Pulau Kalama terasa lebih nyaman dan berkesan, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu perhatikan.
Waktu Terbaik Berkunjung
Musim dengan gelombang lebih tenang dan curah hujan yang tidak terlalu tinggi biasanya menjadi waktu terbaik untuk berkunjung. Tanyakan kepada warga atau operator kapal di Tahuna mengenai kondisi terbaru sebelum berangkat.
Perlengkapan yang Sebaiknya Dibawa
Bawalah perlengkapan pribadi seperti obat obatan, sunblock, topi, dan pakaian nyaman. Jika memungkinkan, bawa sendiri masker dan snorkel untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan.
Dry bag, power bank, dan pelindung kamera dari air juga sangat membantu untuk menjaga peralatan dokumentasi tetap aman.
Etika Wisata di Pulau Kecil
Hormati adat dan kebiasaan lokal. Berpakaian sopan ketika berada di kampung, jaga bahasa, dan selalu izin sebelum memotret orang secara dekat. Jangan meninggalkan sampah dan hindari menggunakan plastik sekali pakai berlebihan.
Di laut, jangan menginjak karang, jangan mengambil biota laut, dan jangan memberi makan ikan dengan makanan sembarangan. Ingat bahwa keindahan yang kamu nikmati hari ini adalah sesuatu yang juga perlu dinikmati generasi berikutnya.
Saat Pulau Kecil Mengajarkan Arti Pelan Pelan
Pulau Kalama mungkin tidak muncul di daftar destinasi wisata besar, tetapi justru itu yang membuatnya istimewa. Di sini, kamu tidak dikejar daftar tempat yang harus dikunjungi. Kamu hanya diajak duduk lebih dekat dengan laut, berjalan lebih pelan di pasir, dan berbicara lebih lama dengan orang orang yang kamu temui.
Di tengah dunia yang terasa semakin cepat, Pulau Kalama adalah pengingat bahwa melambat bukan berarti tertinggal. Melambat kadang justru cara terbaik untuk benar benar tiba di suatu tempat dan merasakannya sepenuhnya.
“Kalau suatu hari kamu merasa lelah dengan ritme hidupmu, ingatlah bahwa selalu ada pulau kecil seperti Kalama yang menunggumu. Bukan untuk mengubah siapa kamu, tapi untuk mengingatkan betapa berharganya momen ketika kamu memilih untuk berhenti sejenak dan bernapas lebih dalam.”
