Ada satu danau di Papua yang mengubah cara pandangku tentang kata Indonesia. Bukan dikelilingi pohon kelapa, bukan suara ombak, melainkan padang rumput luas, kabut dingin, dan puncak gunung yang kadang dihiasi salju di kejauhan. Namanya Danau Habema, danau tinggi yang sering disebut sebagai salah satu danau tertinggi di Indonesia.
Sebagai travel vlogger yang biasa bermain di pantai dan laut, perjalanan ke Danau Habema terasa seperti pindah benua tanpa keluar dari Indonesia. Alamnya kasar sekaligus lembut, jalannya menantang, tetapi setiap sudutnya seperti mengingatkan bahwa Nusantara ini lebih luas daripada yang sering kita lihat di brosur wisata.
“Di Danau Habema, kamu akan sadar bahwa Indonesia bukan hanya tentang tropis. Ada dunia lain di atas awan, di mana rumput, kabut, dan pegunungan membentuk pemandangan yang hampir tidak percaya kalau ini masih tanah air.”
Di Mana Danau Habema Berada
Danau Habema terletak di wilayah Pegunungan Jayawijaya, Papua. Secara administratif, danau ini berada di kawasan Papua Pegunungan dengan akses utama dari Kota Wamena. Ketinggiannya berada di atas dua ribu meter di atas permukaan laut, menjadikannya salah satu danau tertinggi yang bisa kamu datangi di Indonesia.
Di peta, Danau Habema berada di dekat kawasan pegunungan Trikora dan gunung gunung lain yang menjadi bagian dari tulang punggung Pulau Papua. Dari Wamena, danau ini tidak terlihat. Kamu harus menembus jalanan berliku dan lembah lembah untuk mencapainya.
Lanskap Sekitar Danau
Berbeda dengan bayangan kebanyakan orang tentang Papua yang penuh hutan lebat, lanskap di sekitar Danau Habema lebih menyerupai dataran tinggi luas. Ada padang rumput, rawa kecil, semak, dan pepohonan yang tidak terlalu rapat.
Di kejauhan, kamu bisa melihat deretan pegunungan yang kadang tertutup awan, kadang menampakkan tebing batu yang kokoh. Suasananya mengingatkan pada gambar gambar dataran tinggi di negara lain, tetapi dengan rasa yang sangat Papua.

Sejarah dan Nama di Balik Danau Habema
Danau Habema tidak hanya menarik dari sisi visual, tetapi juga dari sisi sejarah penjelajahan dan budaya.
Jejak Penjelajah dan Peta Lama
Nama Habema konon berkaitan dengan salah satu tokoh ekspedisi Belanda yang pernah menjelajah kawasan ini pada masa kolonial. Danau ini menjadi salah satu titik referensi penting dalam pemetaan kawasan pegunungan di Papua.
Bayangkan, di masa ketika akses ke kawasan ini jauh lebih terbatas dibanding sekarang, para penjelajah harus berjalan berminggu minggu, menembus hutan, lembah, dan pegunungan untuk menemukan dan mencatat keberadaan danau ini. Hari ini, kita mungkin bisa mencapainya dalam hitungan jam dengan kendaraan, tetapi jejak usaha mereka tetap terasa.
Nilai Spiritual dan Budaya bagi Masyarakat Lokal
Bagi masyarakat lokal di sekitar pegunungan, alam bukan sekadar latar belakang hidup, tetapi bagian dari cerita leluhur. Danau, gunung, dan lembah sering dikaitkan dengan kisah penciptaan, roh penjaga, dan aturan yang tidak tertulis.
Sebagai pendatang, kita mungkin tidak memahami semua detailnya, tetapi kita bisa merasakan bahwa Danau Habema adalah tempat yang tidak sekadar cantik. Ada rasa hormat yang muncul begitu berdiri di tepi airnya.
Cara Menuju Danau Habema
Perjalanan ke Danau Habema bukan tipe perjalanan yang terjadi spontan. Kamu perlu menyiapkan waktu, tenaga, dan kesiapan mental, terutama jika baru pertama kali berkunjung ke Papua Pegunungan.
Titik Awal di Wamena
Kebanyakan perjalanan dimulai dari Wamena, kota yang berada di lembah dan dikelilingi pegunungan. Untuk sampai ke Wamena, kamu bisa terbang dari Jayapura menggunakan pesawat perintis.
Wamena sendiri sudah menjadi pengalaman tersendiri. Udara lebih sejuk dibanding kota pesisir, rumah rumah tersebar di lembah luas, dan budaya masyarakat pegunungan terasa kuat di pasar, jalanan, dan perkampungan.
Jalur Darat Menuju Danau
Dari Wamena, perjalanan menuju Danau Habema dilanjutkan dengan kendaraan. Jalan yang ditempuh bukan jalan mulus kota, tetapi kombinasi antara aspal, tanah, dan batu. Di beberapa bagian, kondisi jalan bisa berubah drastis saat hujan.
Biasanya, perjalanan ditempuh dengan mobil double cabin atau kendaraan berkemampuan khusus yang disewa bersama. Sopir lokal yang berpengalaman sangat penting karena mereka mengenal medan, tahu titik titik sulit, dan paham kapan harus lebih berhati hati.
Sepanjang perjalanan, mata akan dimanjakan oleh pemandangan lembah, sungai, dan pegunungan. Ada bagian yang membuatmu ingin turun hanya untuk memotret, tetapi sebaiknya tetap mengikuti arahan sopir agar perjalanan tetap aman.
“Perjalanan ke Danau Habema bukan sekadar menuju satu titik di peta. Setiap tikungan jalan adalah adegan baru. Wamena mengecil di belakang, dan perlahan kamu naik ke dunia yang rasanya semakin dekat dengan langit.”
Kesan Pertama di Danau Habema
Setelah kendaraan menempuh jalur yang panjang, kamu akan tiba di sebuah kawasan yang lebih datar. Di depan, terbentang danau dengan air tenang yang memantulkan langit dan pegunungan di sekitarnya. Inilah Danau Habema.
Suasana Dingin dan Sunyi
Hal pertama yang terasa adalah suhu. Udara di sini dingin, terutama jika kamu datang di pagi atau sore hari. Angin yang bertiup membawa rasa sejuk yang menusuk, apalagi jika kamu baru datang dari daerah pesisir Papua yang lembap dan hangat.
Sunyi di Danau Habema bukan sunyi yang menakutkan. Justru sebaliknya, ia membuatmu ingin menurunkan suara, seolah menghormati tempat yang sedang kamu pijak. Tidak ada suara kendaraan, hanya angin, sesekali kicauan burung, atau bunyi langkah sendiri di rumput basah.
Warna Air dan Pemandangan Sekitar
Air Danau Habema cenderung tenang. Warnanya bisa berubah tergantung cahaya. Kadang biru pucat, kadang abu abu, kadang memantulkan warna emas matahari.
Di tepian danau, ada padang rumput dan tanaman khas dataran tinggi. Di kejauhan, siluet pegunungan berdiri kokoh, beberapa puncaknya bisa saja tertutup kabut. Jika cuaca sedang sangat cerah, kamu bisa melihat puncak puncak tinggi berbatu yang menjadi ikon pegunungan Papua.
Untuk kamera, pemandangan ini adalah surga. Komposisi antara air, rumput, langit, dan gunung membuat setiap frame terasa kuat bahkan tanpa banyak edit.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Danau Habema
Danau ini bukan destinasi wisata dengan wahana dan hiburan ramai. Di sini, aktivitas utamanya adalah menikmati alam dengan cara yang alami.
Menyelami Pemandangan dan Mengambil Gambar
Sebagai travel vlogger, hal pertama yang kulakukan adalah berjalan pelan menyusuri tepi danau, mengambil beberapa titik berbeda untuk merekam video dan foto. Setiap sudut punya ceritanya sendiri.
Ada sudut tempat rumput lebih tinggi, sudut di mana batu batu besar menonjol, dan sudut di mana danau terasa sangat dekat dengan pegunungan. Cobalah mengambil gambar lebar untuk menangkap luasnya lanskap, lalu beralih ke detail seperti rumput dengan latar danau.
Jalan Kaki di Sekitar Danau
Jika kondisi fisik memungkinkan, kamu bisa berjalan lebih jauh meninggalkan titik kendaraan parkir. Jalan kaki di ketinggian seperti ini memberi pengalaman berbeda. Nafas terasa sedikit lebih berat, tetapi setiap langkah terasa berharga.
Gunakan sepatu yang nyaman dan anti slip, karena tanah bisa lembap dan licin di beberapa bagian. Pilih jalur yang aman dan tidak terlalu menantang. Ingat bahwa ini bukan jalur wisata massal, sehingga kamu perlu ekstra hati hati.
Merenung dan Menikmati Keheningan
Ada perjalanan yang tujuannya bukan untuk mengisi kamera, tetapi untuk mengosongkan kepala. Danau Habema cocok untuk itu. Duduklah di salah satu titik yang nyaman, tatap air dan pegunungan, dan biarkan pikiran berjalan pelan.
Di sini, sinyal ponsel sering kali lemah atau tidak ada. Alih alih menjadi masalah, hal ini justru terasa seperti hadiah. Untuk sementara, kamu benar benar hanya berkawan dengan dirimu sendiri dan alam.
“Di tepi Danau Habema, suara notifikasi digantikan oleh suara angin. Dan jujur saja, yang kedua terasa jauh lebih menenangkan.”

Cuaca dan Tantangan Alam
Perlu diingat bahwa Danau Habema berada di ketinggian. Itu berarti cuaca bisa berubah cepat dan tidak selalu bersahabat.
Perubahan Cuaca yang Cepat
Di satu momen, matahari bisa bersinar terang. Dalam hitungan menit, kabut bisa turun menutupi sebagian pemandangan. Hujan bisa datang tiba tiba, meskipun sebelumnya langit terlihat baik baik saja.
Karena itu, penting membawa jaket tebal, pelindung kepala, dan mungkin jas hujan ringan. Jangan lupa juga sarung tangan dan penutup telinga jika kamu mudah kedinginan.
Keterbatasan Fasilitas
Berbeda dengan destinasi dataran tinggi yang sudah sangat populer, kawasan Danau Habema belum dilengkapi banyak fasilitas. Tidak ada warung lengkap, tidak ada penginapan di tepi danau, dan tidak ada toilet umum seperti di taman nasional yang ramai.
Semua kebutuhan harus kamu persiapkan dari Wamena, mulai dari makanan ringan, minuman, hingga perlengkapan pribadi. Sampah juga harus kamu bawa kembali, jangan ditinggalkan di sekitar danau.
Interaksi dengan Masyarakat Lokal
Di perjalanan menuju atau pulang dari Danau Habema, kamu mungkin melewati beberapa perkampungan atau bertemu warga lokal yang sedang beraktivitas.
Senyum Singkat di Jalan
Tidak semua orang di sini terbiasa dengan kamera dan wisatawan. Karena itu, bersikaplah sopan. Jika ingin memotret orang, mintalah izin terlebih dahulu. Senyum dan sapaan sederhana bisa menjadi pembuka jalan.
Warga lokal kadang membantu sebagai sopir, pemandu, atau pengantar logistik. Dari mereka, kamu bisa mendengar cerita tentang musim, hewan liar, dan bagaimana mereka memaknai alam di sekitar.
Menghormati Aturan Tidak Tertulis
Sebagai tamu, penting untuk menghargai aturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Jika sopir atau pemandu lokal menyarankan untuk tidak pergi ke titik tertentu, ikuti saran tersebut. Mereka mengenal medan dan tahu risiko yang mungkin tidak kamu sadari.
Estimasi Biaya Perjalanan ke Danau Habema
Perjalanan ke Danau Habema bukan perjalanan murah seperti main ke pantai dekat kota. Namun, dengan perencanaan yang matang dan berbagi biaya bersama teman, pengalaman ini bisa menjadi investasi berharga dalam buku perjalananmu.
Gambaran Biaya dari Wamena
Berikut gambaran kasar biaya perjalanan sehari ke Danau Habema dari Wamena untuk satu rombongan kecil.
| Kebutuhan | Estimasi Biaya (Rp) | Keterangan |
|---|---|---|
| Sewa mobil double cabin sehari | 2.000.000 hingga 3.500.000 | Dibagi 4 hingga 6 orang akan lebih ringan |
| Sopir dan pemandu lokal | 300.000 hingga 600.000 | Tergantung kesepakatan dan jarak tempuh |
| Bekal makanan dan minuman | 100.000 hingga 200.000 per orang | Dibeli di Wamena sebelum berangkat |
| Jaket dan perlengkapan sewa (jika perlu) | 100.000 hingga 200.000 | Jika tidak membawa sendiri dan harus menyewa |
| Lain lain dan cadangan | 100.000 hingga 200.000 per orang | Untuk keperluan tak terduga |
Jika biaya sewa mobil dan sopir dibagi enam orang, per orang mungkin akan mengeluarkan sekitar 400.000 hingga 700.000 rupiah untuk transport lokal. Ditambah konsumsi dan kebutuhan lain, total perjalanan sehari ke Danau Habema bisa berada di kisaran 600.000 hingga 1.000.000 rupiah per orang, di luar biaya ke Wamena dan akomodasi di kota.
“Mungkin angka ini terdengar besar, tapi ketika kamu berdiri di tepi danau dan melihat pegunungan Papua yang megah di depan mata, kamu akan merasa seperti sedang membuka halaman baru buku hidupmu.”

Tips Praktis ke Danau Habema
Persiapkan Fisik dan Mental
Ketinggian dan cuaca dingin bisa mengejutkan tubuh jika kamu tidak terbiasa. Tidurlah cukup sebelum berangkat, makan secukupnya, dan jangan lupa membawa obat pribadi.
Gunakan Jasa Lokal
Menggunakan jasa sopir dan pemandu lokal bukan hanya soal keamanan, tetapi juga bentuk dukungan pada ekonomi setempat. Mereka tahu rute terbaik, titik berbahaya, dan bisa membantu jika terjadi sesuatu.
Bawa Pulang Sampahmu
Kawasan ini masih relatif alami. Jangan tinggalkan sampah apa pun. Bawa kantong sampah sendiri dan pastikan semua kembali bersama dirimu ke Wamena.
Danau Habema dalam Kenangan Perjalanan
Saat kendaraan kembali bergerak meninggalkan Danau Habema, danau itu perlahan menghilang dari pandangan, tertutup lekukan tanah dan kabut. Namun, bayangannya biasanya tetap tinggal di kepala.
Bagiku, Danau Habema adalah salah satu tempat yang mengubah rasa ketika menyebut kata Wonderful Indonesia. Ternyata, negeri ini bukan hanya tentang laut bening dan pasir putih, tetapi juga tentang danau dingin di ketinggian, diapit pegunungan yang sudah ada jauh sebelum kita lahir.
“Di tepi Danau Habema, aku merasa kecil, tetapi dengan cara yang baik. Seolah alam berkata, kamu hanya singgah sebentar, tapi nikmatilah, jaga, dan ceritakan dengan jujur.”
Jika suatu hari kamu merasa sudah melihat terlalu banyak pantai dan kota, mungkin saatnya menengok ke atas, ke Danau Habema. Perjalanan ke sana tidak mudah, tetapi justru di situlah letak maknanya. Setiap tikungan, setiap guncangan di jalan, dan setiap tarikan nafas di udara dingin akan menjadi bagian dari kisah yang sulit dilupakan dalam hidup seorang pejalan.
