Ada tempat tidak jauh dari Palangka Raya di mana air berwarna merah kecoklatan memantulkan langit dan pepohonan seperti cermin tua yang masih dijaga baik baik. Namanya Danau Tahai. Tenang, pelan, dan terasa sangat Kalimantan. Bukan soal gedung, bukan soal mal, tapi soal air, hutan, dan kehidupan yang berjalan lebih santai dari jam kantor.
Sebagai travel vlogger yang sering mengangkat tema Wonderful Indonesia, Danau Tahai adalah salah satu lokasi yang membuatku pelan pelan menurunkan kamera dan sekadar memandang. Kadang, hal terbaik yang bisa kita lakukan ketika tiba di sebuah tempat adalah duduk diam dan memberi kesempatan alam untuk memperkenalkan dirinya sendiri.
“Di Danau Tahai, aku belajar bahwa air yang terlihat gelap belum tentu menakutkan. Kadang, justru di kedalaman warna itulah kita menemukan ketenangan.”
Di Mana Danau Tahai Berada
Danau Tahai terletak di Kalimantan Tengah, tidak terlalu jauh dari Kota Palangka Raya. Danau ini berada di kawasan hutan gambut dengan vegetasi khas, pohon pohon tinggi yang tumbuh di tanah lembap, serta akar akar yang menjulur seperti urat nadi bumi.
Secara administratif, Danau Tahai masuk dalam wilayah Kabupaten Pulang Pisau, meski secara praktik banyak wisatawan mengenalnya sebagai destinasi yang bisa dikunjungi dari Palangka Raya. Jaraknya masih cukup dekat untuk perjalanan sehari, tapi juga cukup jauh untuk membuatmu merasa bahwa kamu sudah keluar dari kebisingan kota.
Karakter Air yang Berwarna Merah
Hal paling mencolok dari Danau Tahai adalah warna airnya. Merah kecoklatan, seperti warna teh pekat. Warna ini bukan karena kotor, melainkan pengaruh senyawa alami dari akar dan daun tanaman di kawasan hutan gambut. Seperti kopi atau teh yang direndam lama, air di danau ini menyimpan cerita dari hutan yang mengelilinginya.
Ketika matahari datang dari sudut yang tepat, warna merah itu bercampur dengan pantulan langit dan pepohonan, menciptakan permukaan air yang tampak dalam sekaligus memantul. Bagi lensa kamera, ini adalah situasi yang sangat menggoda.

Sejarah Singkat dan Cerita di Balik Danau Tahai
Setiap danau di Kalimantan biasanya punya kisah sendiri, begitu juga Tahai. Penduduk lokal menyimpan cerita, baik dalam bentuk sejarah, maupun dongeng yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Jejak Hutan Gambut dan Permukiman
Danau Tahai berada di kawasan yang dulunya dikelilingi hutan lebat. Seiring waktu, sebagian wilayah di sekitarnya diolah menjadi tempat tinggal, area rekreasi, serta lokasi wisata. Namun danau dan hutan gambut di sekelilingnya tetap menjadi inti lanskap.
Masyarakat setempat memanfaatkan danau ini untuk kegiatan sehari hari, seperti mencari ikan dan transportasi kecil dengan perahu. Ketika pemerintah daerah melihat potensi wisata, fasilitas sederhana seperti jembatan kayu dan rumah lanting mulai dibangun. Tanpa menghilangkan karakter asli danau, tempat ini berkembang menjadi destinasi yang ramah pengunjung.
Cerita Cerita Lokal
Seperti biasa, di balik keindahan alam selalu ada cerita yang dibisikkan para tetua. Ada yang mengatakan bahwa air danau menjadi merah karena pengaruh akar pohon pohon tertentu yang memang tumbuh di sekitar gambut. Ada juga kisah yang menghubungkannya dengan unsur magis, tentang penunggu danau yang menjaga keseimbangan alam.
Sebagai pelancong, kita boleh menikmati cerita itu sebagai bagian dari pengalaman. Bukan untuk ditakuti, tapi untuk diingat bahwa alam ini punya cara sendiri menjaga dirinya, dan kita datang hanya sebagai tamu.
Cara Menuju Danau Tahai
Perjalanan ke Danau Tahai cukup mudah diakses, terutama jika titik awalmu adalah Palangka Raya. Justru di sinilah nikmatnya, karena kamu bisa menjadikannya pelarian singkat dari rutinitas kota.
Dari Palangka Raya ke Danau Tahai
Dari pusat Kota Palangka Raya, perjalanan menuju Danau Tahai bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar setengah hingga satu jam, tergantung kondisi lalu lintas dan jenis kendaraan.
Kamu bisa menyewa motor, menggunakan mobil pribadi, atau ikut rombongan kecil dengan mobil sewaan. Jalan aspal mengantar keluar dari keramaian kota, melewati rumah penduduk, warung warung kecil, lalu perlahan berubah menjadi pemandangan yang lebih hijau dengan deretan pohon di kanan kiri.
Di beberapa titik, papan penunjuk jalan menuju objek wisata Danau Tahai akan terlihat. Suasana perjalanan memberi rasa bahwa kamu sedang bergerak dari dunia beton ke dunia kayu dan air.
Transportasi Lokal dan Akses Masuk
Setibanya di area danau, kamu akan menemukan tempat parkir, warung makan, dan beberapa bangunan kayu yang menjadi pintu masuk ke area utama. Tiket masuk wisata biasanya dikenakan dengan harga yang masih bersahabat.
Dari gerbang, kamu tinggal mengikuti jalur kayu dan jembatan untuk menuju area utama danau. Di sepanjang jalur, air berwarna merah di bawah jembatan mulai terlihat, dan di titik itu biasanya langkah kaki otomatis melambat.
“Momen paling kuat buatku adalah ketika pertama kali berdiri di atas jembatan kayu Danau Tahai. Air merah legam di bawah, sunyi hutan di sekitar, dan suara papan kayu yang sedikit berderit ketika dipijak.”
Kesan Pertama di Danau Tahai
Tidak seperti beberapa danau wisata lain yang penuh dengan suara wahana dan musik keras, Danau Tahai menyambut dengan cara yang lebih lembut. Begitu memasuki area inti, kamu akan langsung bertemu jembatan kayu yang memanjang di atas air.
Jembatan Kayu dan Rumah Lanting
Jembatan kayu adalah ikon utama Danau Tahai. Dibangun memanjang di atas permukaan air, jembatan ini menghubungkan area tepi dengan beberapa rumah lanting dan gazebo yang terapung di atas danau.
Rumah lanting ini sebagian dijadikan tempat beristirahat, bersantai, atau sekadar melepas pandang ke arah hutan di seberang. Bagi kamera, jembatan dan rumah lanting menyediakan komposisi visual yang kuat. Garis jembatan menjadi leading line yang mengarahkan pandangan ke tengah frame.
Suasana dan Aroma Hutan Gambut
Udara di Danau Tahai punya aroma khas. Campuran air gambut, kayu basah, dan vegetasi. Tidak tajam, tetapi cukup untuk mengingatkan bahwa kamu sedang berada di kawasan yang sangat berbeda dari pusat kota.
Di beberapa titik, suara burung dan serangga menjadi latar belakang alami. Rasanya seperti soundtrack yang dibuat khusus untuk tempat ini.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Danau Tahai
Walaupun suasananya tenang, bukan berarti kamu akan kehabisan hal yang bisa dilakukan. Justru ketenangan itulah yang membuka banyak pilihan aktivitas sederhana yang menenangkan.
Menyusuri Jembatan dan Bersantai di Rumah Lanting
Aktivitas paling dasar dan paling wajib adalah berjalan pelan menyusuri jembatan. Setiap beberapa meter, kamu bisa berhenti, memotret, atau sekadar melihat ke bawah ke arah air.
Setibanya di rumah lanting atau gazebo, duduklah. Lepaskan sebentar perhatian dari ponsel. Biarkan angin menyentuh wajah dan suara air pelan mengisi telinga. Jika ingin merekam vlog, kamu bisa mengambil beberapa menit untuk bicara ke kamera, menceritakan apa yang kamu rasakan di tempat ini.
Naik Perahu di Atas Air Merah
Di Danau Tahai, biasanya tersedia jasa perahu kecil yang bisa kamu sewa untuk berkeliling danau. Naik perahu di atas air merah yang tenang adalah pengalaman yang cukup unik. Permukaan air memantulkan bentuk perahu dan pepohonan, menciptakan ilusi seolah kamu sedang melayang di atas cermin.
Di beberapa bagian, kamu bisa melihat akar dan batang yang menyentuh permukaan air. Pemandu lokal sering kali menceritakan hal hal menarik tentang danau, tumbuhan di sekitarnya, dan kehidupan warga.
Berburu Foto dan Konten Wonderful Indonesia
Sebagai travel vlogger, Danau Tahai adalah lokasi yang sangat bersahabat. Kontras antara jembatan kayu, rumah lanting, air merah, dan hijau hutan menghasilkan visual yang mudah sekali masuk kategori feed Instagram atau thumbnail YouTube.
Ambillah beberapa angle berbeda. Wide shot dari ujung jembatan, close up pantulan pepohonan di air, atau detail tangan yang menyentuh pagar kayu. Kombinasikan dengan shot ketika kamu berjalan, duduk, dan tertawa bersama teman.
Menikmati Kuliner Sederhana di Tepi Danau
Di sekitar area wisata, biasanya ada warung yang menjual makanan dan minuman sederhana. Mie rebus, gorengan, es teh, atau kopi hitam sering menjadi pilihan.
Makan di warung kayu dengan pemandangan langsung ke danau punya sensasi tersendiri. Apalagi jika udara sedang sejuk dan angin pelan bergerak dari arah air.
Danau Tahai di Pagi, Siang, dan Sore Hari
Datang ke Danau Tahai di jam yang berbeda akan memberi rasa yang berbeda pula. Kalau waktu memungkinkan, cobalah menghabiskan beberapa jam di sini, bukan sekadar mampir sebentar.
Pagi yang Berkabut Tipis
Pagi hari, terutama saat musim hujan atau transisi, kadang ada kabut tipis yang menggantung di atas permukaan air. Suasana terasa lebih mistis, tetapi sekaligus sangat fotogenik. Cahaya matahari yang pelan pelan menembus kabut memberi efek lembut di foto dan video.
Di jam ini, pengunjung biasanya belum terlalu banyak. Sangat ideal untuk kamu yang ingin merekam footage tenang tanpa terlalu banyak suara lain.
Siang yang Hangat dan Penuh Aktivitas
Menjelang siang, jumlah pengunjung mulai bertambah. Keluarga, pasangan muda, rombongan kecil. Suasana menjadi lebih hidup. Jika kamu suka merekam interaksi manusia dengan alam, siang hari memberi banyak momen.
Namun, matahari bisa terasa cukup terik, jadi pilihlah tempat berteduh di rumah lanting atau gazebo ketika ingin beristirahat.
Sore yang Menenangkan
Sore hari di Danau Tahai punya nuansa damai. Cahaya mulai hangat, pantulan di permukaan air tampak lebih dalam, dan udara mulai sejuk. Beberapa pengunjung memilih duduk lebih lama, seperti enggan pulang.
Jika kondisi langit mendukung, kamu bisa mendapatkan warna langit yang lembut berpadu dengan warna air merah kecoklatan. Momen ini sering menjadi penutup yang manis sebelum kembali ke Palangka Raya.

Interaksi dengan Warga Lokal
Salah satu hal yang membuat perjalanan ke Danau Tahai terasa lengkap adalah kesempatan untuk berbicara dengan warga lokal. Di warung, di dermaga, atau saat menyewa perahu.
Cerita dari Pemilik Warung dan Pemandu
Pemilik warung sering punya cerita singkat tentang bagaimana danau berubah seiring waktu. Dari ketika belum terlalu dikenal sampai akhirnya jadi bagian dari destinasi yang sering dikunjungi wisatawan.
Pemandu perahu kadang bercerita tentang musim ikan, perubahan level air, atau pengalaman mereka membawa orang orang dari berbagai kota. Dari obrolan singkat seperti ini, kamu bisa merasakan bagaimana Danau Tahai bukan sekadar objek wisata, tapi bagian dari kehidupan mereka.
Sikap Menghargai sebagai Tamu
Sebagai tamu, penting untuk menjaga sikap. Sapa dengan ramah, jangan terlalu menawar sampai menyinggung, dan hargai privasi jika ada orang yang tidak ingin difoto.
“Perjalanan itu bukan cuma soal tempat yang kamu datangi, tapi juga soal bagaimana kamu memperlakukan orang yang tinggal di sana setiap hari.”
Estimasi Biaya Perjalanan ke Danau Tahai
Salah satu hal menyenangkan dari Danau Tahai adalah fakta bahwa ini bukan destinasi yang menguras kantong. Dari Palangka Raya, kamu bisa mengatur perjalanan sederhana dengan biaya yang masih ramah.
Gambaran Biaya untuk Trip Sehari dari Palangka Raya
Berikut adalah gambaran kasar biaya yang mungkin kamu keluarkan jika berangkat dari Palangka Raya untuk perjalanan satu hari.
| Kebutuhan | Estimasi Biaya (Rp) | Keterangan |
|---|---|---|
| Sewa motor harian | 80.000 hingga 150.000 | Alternatif lain adalah ikut rombongan mobil sewaan |
| Bensin pulang pergi | 30.000 hingga 60.000 | Tergantung jenis motor dan jarak tempuh |
| Tiket masuk kawasan wisata | 10.000 hingga 25.000 | Per orang, bisa berbeda untuk hari libur |
| Parkir kendaraan | 5.000 hingga 10.000 | Untuk motor, mobil sedikit lebih tinggi |
| Sewa perahu keliling danau | 50.000 hingga 150.000 | Tergantung durasi dan jumlah orang |
| Makan dan minum di warung | 30.000 hingga 60.000 | Satu kali makan dan beberapa minum |
| Camilan dan keperluan kecil | 20.000 hingga 40.000 | Jajanan, air tambahan, dan lain lain |
Jika dijumlahkan, untuk satu orang yang menyewa motor sendiri, total biaya berada di kisaran:
- Sekitar 225.000 hingga 345.000 untuk perjalanan satu hari yang cukup nyaman
- Bisa lebih hemat jika berdua berbagi motor dan berbagi biaya bensin serta sewa perahu
Tips Mengatur Anggaran
Bawa air minum dari penginapan untuk mengurangi pembelian botol plastik berulang. Siapkan uang tunai dalam pecahan kecil untuk tiket masuk, parkir, dan jajan di warung. Dan yang paling penting, sesuaikan pengeluaran dengan prioritas. Jika ingin banyak naik perahu dan membuat konten, kamu bisa mengalokasikan anggaran lebih ke aktivitas itu.

Tips Praktis Berkunjung ke Danau Tahai
Selain soal biaya, ada beberapa hal teknis yang bisa membuat perjalananmu lebih nyaman dan aman.
Pakaian dan Perlengkapan
Gunakan pakaian yang ringan dan mudah menyerap keringat. Bawa topi, kacamata hitam, dan tabir surya karena sebagian area cukup terbuka. Sepatu yang nyaman atau sandal yang kuat sangat disarankan karena kamu akan banyak berjalan di jembatan kayu.
Jika membawa kamera atau gawai lain, gunakan tas yang aman dan tahan percikan air. Di atas perahu, jaga gawai agar tidak mudah tergelincir.
Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Musim hujan dan kemarau akan memberi karakter berbeda pada danau dan sekitarnya. Pada musim hujan, vegetasi tampak lebih hijau dan air bisa naik, namun akses jalan bisa sedikit lebih licin. Di musim kemarau, cahaya cenderung lebih konsisten dan langit sering lebih cerah.
Secara jam, datang pagi atau sore memberi keuntungan berupa cahaya yang lembut dan udara yang tidak terlalu panas.
Etika Menjaga Alam
Danau Tahai terletak di kawasan sensitif hutan gambut. Jangan membuang sampah sembarangan, jangan merusak fasilitas kayu, dan hindari membuat keributan berlebihan.
Jika naik perahu, ikuti instruksi pemandu. Jangan menjulurkan tangan atau badan terlalu jauh ke luar perahu hingga membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Danau Tahai dalam Kenangan Perjalanan
Saat kendaraan mulai menjauh dan jembatan kayu perlahan hilang dari pandangan, Danau Tahai biasanya tetap tinggal di kepala. Bukan dalam bentuk kemegahan, tetapi sebagai potongan suasana. Air merah tenang, suara kayu berderit, angin lembut, dan tawa kecil di warung pinggir danau.
Sebagai bagian dari cerita Wonderful Indonesia, Danau Tahai mengingatkanku bahwa kekayaan negeri ini bukan hanya pada tempat yang sudah viral dan ramai. Ada begitu banyak sudut yang masih tenang, yang menunggu diceritakan dengan cara yang lembut dan jujur.
“Jika suatu hari kamu merasa jenuh dengan kebisingan kota, mungkin Danau Tahai adalah jawaban yang pelan, tetapi tepat. Ia tidak akan berteriak memanggilmu, tapi akan selalu ada ketika kamu memilih untuk datang.”
Danau Tahai mungkin bukan destinasi yang setiap hari muncul di halaman depan brosur wisata. Namun justru karena itu, ketika kamu datang dan berjalan di atas jembatan kayu di atas air merahnya, kamu akan merasa menemukan sesuatu yang istimewa. Sebuah ketenangan yang tidak berusaha menjadi apa apa, hanya menjadi dirinya sendiri di jantung Kalimantan Tengah.
